
CeritaPidie - Terik mentari tak menyurutkan semangat melaksanakan perintah Sang Khalik untuk menahan rasa lapar dan dahaga. Puasa Ramadhan tahun 2019, tak jauh berbeda dengan suasana puasa tahun lalu, cuaca panas yang mencapai 30°Celcius juga ikut menggoda iman. Namun, tantangan sebagai tempaan kualitas iman, bagi kaum muslimin di Kabupaten Pidie, sudah terbiasa dengan cuaca tropis tersebut, apalagi daerah yang memiliki tempat pendidikan Islam hingga mencapai 270 Dayah versi Pemkab Pidie, masing sangat ‘kental’ tingkatan religiusnya.
Mengulas tentang kebiasaan masyarakat Pidie pada hari pertama puasa, Pidie memiliki banyak cita rasa kuliner, apalgi dibulan puasa. Bicara soal rasa dan kelezatan dalam bidang kuliner, banyak makanan berbuka yang dianggap wajib ada menemani makanan lainnya, Antara lain Mie Caluek yaitu Mie Caluek Kak Faridah.
Perempuan 43 tahun tersebut, sudah berjualan Spanggeti Aceh itu selama 20 tahun, dapat dikatakan Mie Caluek miliknya sudah menjadi Legenda di Kemukiman Bambi, Kecamatan Peukan Baro, Kabupaten Pidie.
Sesuai dengan nama pemiliknya, Faridah (43) telah menjalankan bisnisnya selama kurang lebih 20 tahun, menggunakan resep khas yang berasal turun-temurun dari orang tuanya.
Bicara tentang resep kuliner tersebut, tidak jauh berbeda dari bahan dan bumbu utamanya. Mie Caluek, terbuat dari bahan utama Mie yang disajikan dengan siraman kuah cabai nan kental, bercampur rempah alami Aceh serta ditambah dengan bumbu kacang, sedikit sayur, acar timun dan tak lupa sipembuat gurih sejuta umat yakni kerupuk. Demi menjaga kualitas, kuliner tradisi yang masih bertahan, Mie Caluek dibungkus menggunakan daun pisang yang masih muda.
"Aroma dan rasa yang khas, serta pelayanan yang ramah, apalagi sedang momen Ramadhan, sangat dianjurkan untuk beramah-tamah adalah resep sukses bertahan menjalankan bisnis ini," kata Faridah sambil membungkus beberapa pesanan.
Mengapa Mie Caluek menjadi kuliner andalan menu berbuka bagi masyarakat Pidie?. Mie Caluek memiliki kelezatan serta aroma yang luar biasa dan sangat cocok di lidah, tentunya cocok pula dikantong, dibanderol harga cukup ekonomis, cuma Rp.3.000, para konsumen dapat langsung disesuaikan dengan seleranya masing-masing.
Dicampur dengan nasi atau makanan lainnya, seperti risol, martabak gulung dan bisa juga dinikmati langsung saat berbuka tiba. Mie Caluek, memberikan cita rasa terbaik untuk mengganjal rasa lapar seharian penuh, instansnya makanan ini sangat cocok bagi kita berbuka. Mengapa, karena kita dapat langsung menuju tempat ibadah, tanpa memakan waktu yang lama.
"Sudah mendapat tempat di hati pelanggan karena dia sudah lama berbisnis Mie Caluek, rasanya sangat khas, apa perlu dicoba," Tangtang Mardiah, Kepada Cerita Pidie.
Selama bulan Ramadhan, Mie Caluek, bisa kita jumpai di depan Mesjid Darul Huda Bambi. Khusus di Pidie, kita dengan mudah menemukannya di Pasar Kota Sigli, Pasar Rabu Bambi, Pasar Simpang Tiga dan terdapat di semua pasar kecamatan, juga bagi yang melintasi jalan nasional Banda Aceh - Medan, kita dapat singgah di Pasar Padang Tiji, Pasar Grong - Grong, Pasar Caleu, Pasar Beureunuen hingga Pasar Teupin Raya.
Masih penasaran dengan aroma dan rasa Mie Caluek Pidie?.
Penulis : Mahzal
Posted from my blog with SteemPress : http://ceritapidie.com/mie-caluek-kuliner-andalan-bulan-ramadhan/